Pada mitosis, DNA terdistribusi sama ke dua sel anaknya. Kromosom
diploid memiliki DNA dua kali lebih banyak dari kromosom haploid.
DNA
merupakan polimer yang terdiri dari nukleotida yang terdiri dari tiga
komponen; basa nitrogen, gula pentosa (deoksiribosa) dan gugus fosfat.
Basanya bisa adenin (A), timin (T), guanin (G), atau
sitosin (C).
Banyaknya keempat basa tersebut tidak lah sama tetapi hadir dalam rasio
yang khas. Pada DNA manusia : A=30,9% dan T=29,4%; G= 19,9% dan C=19,8%.
Keteraturan ini dikenal sebagai aturan Chargaff.
[singlepic id=2 w=320 h=240 mode=web20 float=center]
Replikasi dan perbaikan DNA
Selama
replikasi DNA, pemasangan basa memungkinkan untai DNA yang ada
bertindak sebagai cetakan untuk untai komplementer yang baru. Berikut
adalah konsep dasar replikasi DNA.
- Sebelum melakukan replikasi, molekul induk mempunyai dua untai DNA komplementer . Setiap basa dipasangkan oleh ikatan hidrogen dengan pasangan spesifiknya, A dengan T dan G dengan C.
- Langkah pertama dalam replikasi adalah pemisahan kedua untai DNA. Setiap untai yang lama
- Setiap untai yang “lama” berfungsi sebagai cetakan yang menentukan uraian nukleotida di daerah yang spesifik di sepanjang permukaan cetakan berdasarkan aturan pemasangan basa.
- Nukleotida baru tersebut disambung satu sama lain untuk membentuk tulang belakang gula -fosfat dari untai baru. Setiap molekul DNA sekarang terdiri dari satu untai “lama” dan satu untai “baru”. Kita kini memiliki dua molekul DNA yang sama persis dengan satu molekul di saat kita mulai.
Satu
tim besar yang terdiri dari enzim dan protein lain menjadi pelaksana
replikasi DNA. Replikasi dimulai di pangkal replikasi. Cabang replikasi
bentuk-Y terbentuk pada ujung-ujung berlawanan dari gelembung replikasi,
di mana kedua untai DNA berpisah . DNA plomerasi mengkatalis sintesis
untai-untai DNA baru, bekerja dalam arah 5’-> 3’. Sintesis DNA pada
cabang replikasi menghasilkan leading strand yang kontinu dan
segmen-segmen pendek, diskontinu dari lagging strand. Fragmen-fragmen
ini kemudian disambung oleh DNA ligase. Sintesis DNA harus bermula pada
ujung dari suatu primer yang merupakan segmen pendek RNA.
Enzim
mengoreksi DNA selama replikasinya dan memperbaiki kerusakan pada DNA
yang ada. Pada perbaikan salah-pasang, protein mengoreksi DNA yang
bereplikasi dan memperbaikin kesalahan dalam pemasangan basa. Pada
perbaikan eksisi, enzim perbaikan membetulkan DNA yang dirusak agen
fisis dan kimiawi.
Ujung-ujung molekul DNA linear dari
kromosom-kromosom eukariotik, disebut telomer, memendek pada setiap
replikasi. Enzim telomerase, terdapat di dalam sel tertentu, dapat
memperpanjang kembali ujung-ujung ini.
Transkripsi
DNA
mengontrol metabolisme dengan memerintahkan sel untuk menghasilkan
enzim spesifik dan protein lain. Percobaan Beadle dan Tatum pada strain
mutan Neurospora memunculkan hipotesis satu gen-satu enzim, yang
kemudian dimodifikasi menjadi satu gen-satu polipeptida. Suatugen
menentukan urutan asam amino rantai polipeptida.
Transkripsi
adalah sintesis RNA yang diarahkan oleh DNA. Sintesis RNA pada cetakan
DNA dikatalis oleh enzim RNA polimerase. Sintesis ini mengikuti aturan
pemasangan basa yang sama seperti replikasi DNA , terkecuali bahwa pada
RNA, urasil menggantikan timin. Promoter, urutan nukleotida spesifik
pada bagian start suatu gen, memberi sinyal untuk menginisiasi sintesis
RNA. Faktor transkripsi (protein) membantu RNA polimerase eukariotik
mengenali urutan promotor. Transkripsi terus berlangsung hingga urutan
RNA tertentu memberin sinyal terminasi.
Molekul mRNA eukariotik
diproses sebelum meninggalkan nukleus dengan modifikasi ujung-ujungnya
dan dengan penyambungan RNA. Ujung 5’ menerima tutup nukleotida
termodifikasi, sementara ujung 3’ menerima ekor poli (A). Sebagian besar
gen eukariotik memiliki intron, daerah bukan pengkode yang
berselang-seling di dareah pengkode, ekson. Dalam penyambungan RNA,
intron dikeluarkan dan ekson bergabung. Dalam penyambungan RNA, intron
dikeluarkan dan ekson bergabung. Penyambungan RNA ini dikatalis oleh
ribunukleoprotein nukleus kecil (snRNP), yang beroperasi di dalam
susunan yang lebih besar yang disebut spliosom. Dalam banyak kasus, RNA
itu sendiri yang mengkatalis penyambungan. Molekul RNA katalik disebut
Ribozim. Pencampuradukan ekson melalui rekombinasi dapat saja memberikan
sumbangan pada evolusi keragaman protein.
Translasi
Translasi
adalah sintesis polipeptida yang diatur oleh RNA. Saat molekul mRNA
meluncur melalui ribosom, kodon-kodon ditranslasi satu per satu menjadi
asam-asam amino. Interpreternya adalah molekul tRNA. Setelah mengambil
asam amino spesifik, tRNA berjajar dengan bantuan triplet antikodonnya
di kodon komplementer pada mRNA. Pelekatan asam amino pada spesifik pada
bagian tRNA tertentu merupakan proses yang digerakan ATP yang dikatalis
enzim sintetase tRNA-aminoasil. Translasi terdiri dari 3 tahap yaitu
aktivasi, berupa penambahan asam amino pada tRNA. Kemudian, terjadi
inisiasi dan elongasi yang ditandai dengan penambahan asam amino baru
dengan peptidyl transferase. Akhirnya proses akan berhenti di tahap
terminasi. Ribosom mengkoordinasikan ketiga tahap translasi : inisiasi,
elongasi dan terminasi. Setiap ribosom terdiri dari dua sub unit yang
terbuat dari protein dan RNA ribosom (rRNA). Ribosom memiliki tempat
pengikatan untuk mRNA; tempat P dan A yang mengikat tRNA yang
bersebelahan begitu asam amino dihubungkan dalam rantai polipeptida yang
sedang tumbuh; dan tempat E untuk pelepasan tRNA.
Daftar Pustaka
Reece C, Mitchell. Biology. Biologi: Dasar Molekuler Penurunan Sifat.5th ed. Jakarta: Erlangga; 2002.p.298-312.
Anonymous.
Molecular Genetics. Diunduh dari dari
http://www.bio.miami.edu/~cmallery/150/gene /mol_gen.htm.
Diakses Februari 2010.
Posting Komentar
Berikan Komentar yang Sopan dan Relevan