Riset terbaru dari Universitas Toronto Mississauga (UTM) mengenai
dampak serangga terhadap populasi tanaman telah menunjukkan bahwa evolusi dapat terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, bahkan dalam satu generasi. Studi ini dipublikasikan dalam Science edisi 5 Oktober.
“Para
ilmuwan telah lama berhipotesis bahwa interaksi antara tanaman dan
serangga telah membawa begitu banyak keragaman yang bisa kita lihat di
antara tanaman, termasuk tanaman pertanian, namun hingga sekarang kita
masih memiliki keterbatasan bukti eksperimental langsung,” kata Marc
Johnson, Asisten Profesor di Departemen Biologi UTM. “Riset ini mengisi celah mendasar pada pemahaman kita tentang bagaimana seleksi alam
oleh serangga menyebabkan perubahan evolusioner pada tanaman
sebagaimana mereka beradaptasi, serta menunjukkan betapa cepatnya
perubahan-perubahan itu bisa terjadi di alam.”
Johnson bersama rekan-rekannya dari Universitas Cornell, Universitas Montana dan Universitas Turku di Finlandia, menanam evening primrose,
suatu tanaman yang umumnya mereproduksi diri dan menghasilkan keturunan
identik secara genetis, ke dalam dua set plot. Masing-masing plot
awalnya berisi 60 tanaman dari 18 genotipe yang berbeda (tanaman yang
mengandung set mutasi yang berbeda-beda).
Untuk menguji apakah
serangga mendorong evolusi pertahanan tanaman tersebut, salah satu set
plot disimpan bebas dari serangga dengan aplikasi insektisida dua
mingguan secara teratur selama masa penelitian. Sedangkan set plot
lainnya menerima serangga dalam tingkat yang alami.
Plot-plot
tersebut dibiarkan bertumbuh tanpa gangguan lain selama lima tahun.
Setiap tahun, Johnson beserta rekan-rekannya menghitung jumlah dan jenis
tanaman yang memenuhi plot. Mereka juga menganalisis frekuensi
perubahan genotipe evening primrose yang berbeda-beda serta sifat-sifat yang terkait dengan genotipe tersebut.
Johnson mengungkapkan bahwa evolusi, yang hanya merupakan perubahan
frekuensi genotipe dari waktu ke waktu, diamati pada semua plot setelah
hanya dalam satu generasi. Populasi tanaman mulai menyimpang secara
signifikan dalam menanggapi serangan serangga dalam sedikitnya tiga
hingga empat generasi. Misalnya, tanaman yang tidak dikenai insektisida
mengalami peningkatan frekuensi genotipe yang terkait dengan tingkat
bahan kimia beracun yang lebih tinggi dalam buah-buahan, yang membuat
mereka terasa enak bagi benih ngengat predator. Tanaman yang berbunga
belakangan, sehingga terhindar dari serangga predator, juga meningkat
frekuensinya.
Johnson mengatakan temuan ini juga menunjukkan bahwa
evolusi mungkin menjadi mekanisme penting yang menyebabkan perubahan
ekosistem secara keseluruhan. “Sebagaimana populasi tanaman ini
berevolusi, sifat mereka mengubah dan mempengaruhi interaksi mereka
dengan serangga dan spesies tanaman lainnya, yang pada gilirannya dapat
mengembangkan adaptasi untuk mengatasi perubahan tersebut,” kata
Johnson. “Kelimpahan dan daya saing populasi tanaman mengalami
perubahan. Evolusi dapat mengubah ekologi dan fungsi organisme serta
keseluruhan ekosistem.”
Perubahan ekologis tambahan terjadi dalam
plot ketika serangga sudah disingkirkan. Tanaman pesaing, seperti
dandelion, memasuki kedua set plot tersebut namun lebih berlimpah pada
plot tanpa serangga. Hal ini pada gilirannya mengurangi jumlah tanaman evening primrose. Dandelion yang lebih banyak menggunakan sumber dan juga berpotensi mencegah cahaya untuk mencapai benih evening primrose,
mempengaruhi perkecambahan biji. Menurut Johnson, perubahan ekologis
merupakan hasil dari tekanan dari ulat ngengat yang suka memakan
dandelion.
“Apa yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah bahwa
perubahan dalam populasi-populasi tanaman ini bukan hasil dari
pergeseran genetik, melainkan secara langsung karena seleksi alam oleh
serangga pada tanaman,” kata Johnson. “Hal ini juga menunjukkan seberapa
cepat perubahan evolusioner dapat terjadi – tidak lebih dari ribuan
tahun, tetapi selama bertahun-tahun, dan semuanya terjadi di sekitar
kita.”
Kredit: Universitas Toronto
Jurnal: A. A. Agrawal, A. P. Hastings, M. T. J. Johnson, J. L. Maron, J.-P. Salminen. Insect Herbivores Drive Real-Time Ecological and Evolutionary Change in Plant Populations. Science, 2012; 338 (6103): 113 DOI: 10.1126/science.1225977
http://www.faktailmiah.com
Posting Komentar
Berikan Komentar yang Sopan dan Relevan